Rabu, 18 November 2009

teori-teori yang mendasari pembelajaran IPA

A. Teori Belajar Kognitif
a. Menurut Piaget
• Perkembangan kognitif individu meliputi 4 tahap :
1. Sensoru motor
2. Pre operasional
3. Concrete operational
4. Formal operational
• Dikemukakannya pula bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebayanya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteaksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
• Implikasi dari teori perkembangan kognitif dari Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan berpikir anak berbeda dengan orang dewasa
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangan
5. di dalam kelas anak-anak hendaknya diberi peluang untk saling bicara dan diskusi dengan teman-temannya.


b. Menurut Vigotsky
Vigotsky memfokuskan pada konteks sosiokultural perkembangan anak. Beliau menegaskan bahwa perkembangan amnuia tidak dapat dipisahkan dari aktivitas social dan cultural. Selanjutnya beliau juga menekankan bagaimana perkembangan proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, perhatian, dan penalaran, melibatkan belajar menggunakan penemuan masyarakat, seperti bahaa, system matematik, dan instrument untuk mengingat. Dia juga menekankan bagaimana anak-anak itu dibantu perkembangannya melalui bimbingan oleh individu-individu yang telah memiliki ketrampilan di bidang ini.
c. Menurut Brunner
Jerome Brnner adalah seorang pelopor pengembang kurikulum terutama dengan teori yang dikenal dengan pembelajaran penemuan (inkuiri).
Penmuan (inkuiri) adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menururt Brunner penemuan akan lebih bermakna jika siswa memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, siswa harus aktif dimana mereka harus mengidwntifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci dari pada hanya sekedar mendengar penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan. Dalam pembelajaran melalui penemuan, guru memberikan contoh dan siswa bekerja berdasarkan contoh tersebut sampai menemukan hubungan antar bagian dari suatu struktur materi.(Woolfolk, 1997:317).
Aplikasi ide-ide Brunner dalam pembelajran menurut Woolfolk, (1997:320) digambarkan sebagai berikut :1) Memeberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari 2)Memebantu siswa mencari hubungan antara konsep 3)Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri jawabannya 4)Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif

a). Asumsi
Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktifitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamati.

b). Ciri-ciri
Ciri-ciri teori belajar kognitif secara umum antara lain :
- mementingkan apa yang ada pada diri individu
- mementingkan keseluruhan
- mementingkan keseimbangan dalam diri individu
- mementingkan kondisi saat ini
- mementingkan pembentukan struktur kognitif
- dalam memecahkan masalah cirri khasnya adalah “insight”
- mementingkan peranana fungsi kognitif

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurut Piaget:
- Memfokuskan pada proses berpikir anak, tidak sekedar pada produknya
- Pengenalan dan pengakuan atas peranan nak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran
- Penerimaan perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurutVigotsky:
- Menekankan pada hakekat sosiokultural daripembelajaran
- Menyebutkan bahwa fungsi mental lebih tinggi ketika ada kerja sama anta individu (zone of proximal development)
- Memberi bantuan pada proses awal pembelajarn (scaffolding)
- Menghendaki susunan kelas seingga terbentuk pembelajaran yang kooperatif

Ciri-ciri teori belajar kognitif menurut Brunner:
- Menekankan proses pe,belajaran penemuan (inkuiri)
- Perlunya belajar aktif
- Perlunya belajar induktif
c) Penerapan Dalam Pembelajaran
Penerapannya dalam pembelajaran IPA adalah siswa melakukan pekerjaan yang sebelumnya tidaka ada penjelasan dari guru. Gurur hanya sebagai fasilitator. Dari hasil tersebut siswa akan menemukan suatu konsep tntang materi yang dipelajari.


B. Teori Belajar Behaviorisme
Bihaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari salah satu sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspk-aspek mental. Teori ini tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Proses belajar semata-mata melatih reflkes-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Hukum-hukum belajar yang dihasilkan :
1. Connectionism (S-R Bond) menurut Thorndike
Eksperiment yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar diantaranya :
a. Law of Effect :
Apabila sebuah respon menghasilkan efwk yang memuaskan, maka hubungan stimulus respon akan memuaskan

b. Law of readness :
Kepuasan organisme berasal dari pendayagunaan satuan pengantar, dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
c. Law of Exercise :
Jika sering dilatih hubungan natara stimulus dan respon akan semakin bertambah erat

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Eksperiment yang dilakukan oleh Ivan Pavlov terhadap anjing menghasilkan hokum-hukum belajar diantaranya :


a. Law of Respondent Conditioning :
Pembiasaan yang dituntut, dimana jika dua macam stimulus dihasilkan secara simultan (salah satunya berfungsi sebagai reinforcer)maka reflek dan stimulus lainnya akan meningkat.
b. Law of Respondent Extinction :
Hokum pemusnahan yang dituntut, dimana jika reflek yang diperkuat respondent conditioning didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F Skinner
Eksperiment yang dilakukan oleh B.F Skinner terhadap tikus menghasilkan hukum-hukum belajar diantaranya :
a. Law of Operant Conditioning :
Jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat
b. Law of Operant Extinction :
Jika perilaku operant yang timbul diperkuat melalui proses conditioning tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

• Reber (Muhidin Syah, 2003) menyebutkan, yang dimaksud operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan.
• Respon terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer, yan mana pada dasarnya reinforcer adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejimlah respon, namun tidak disengaja, diadakan sebagai pasangan stimulus lain.

4. Sosial Learning menurut Albert Bandura
Disebut juga teori Observational learning, yang merupakana sebuah teori belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan teori belajar yang lainnya. Bandura memandang perilaku individu tidak semata-mata reflek otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Teori ini memandang pentingnya conditioning, melalui pemberian reward atau punishment seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku social mana yang harus dilakukan.

a). Asumsi
Manusia dipandang ebagai organisme yang pasif. Perilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol atau dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan.

b). Ciri-ciri
Ciri-ciri aliran bihavioristik secara umum :

- Mementingkan pengaruh lingkungan
- Mementingkan bagian-bagian tertentu
- Mementingkan peranan reaksi
- Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
- Mementingkan sebab-sebab pasa waktu yang lalu

Ciri-ciri aliran bihavioristikmenurut Bandura :
- Adanya 4 elemen penting dalam pembelajaran melaui pengamatan, yaitu atensi, refensi, produksi danmotivasi
- Adanya pemodelan
- Adanya system reward dan punishment

Ciri-ciri aliran bihavioristik menurut Thorndike :
- Menekankan adanya readinessatau kesiapan pada diri individu dalam proses belajar
- Memperbanyak latihan
- Adanya pengulangan jika terjadi keberhasilan

Ciri-ciri aliran bihavioristik menurut Ivan Pavlov :
- Menekankan selalu adanya perubahan yang merupakan hasil belajar
- Adanya pembiasaan


c). Hukum-hukum belajar yang dihasilkan
1. Hukum Kesiapan
Ada 3 macam keadaan yang menunjukkan perlakuan Hukum Kesiapan, yaitu :
a. Apabila pada individu ada tendensi atau kecenderunan melakukan sesuatu atau bertindak, maka melakukan tindakan tersebut akan menimbulkan kesiapn dan menyebabkan individu tadi tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang lain.
b. Apabila pada individu ada tendensi bergerak, tetapi tidak melakukan tindakan tersebut, maka akan menimbulka rasa tidak puas. Oleh karena itu individu tersebut akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidak pussan tadi.
c. Apabila individu tidak ada tendensi bertindak, maka melakuan tindakan akan menimbulkan ketidakpuasan. Oleh karena itu individu melakukan tindakan-tindakan lain untuk menghapus ketidakpuasan tadi.

Implikasi Hukum Kesiapn dalam Pendidikan adalah :
1. sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkna mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya.
2. penggunaan tes bakat sangat membantu untuk menyalurkan bakat anak. Sebab mendidik sesuai dengan bakatnya akan lebih lancer dibandingkan bila tidak berbakat.



2. Hukum Latihan
Hukum ini akan menyebabkan makin kuat atau lemahnya hubungan S-R. Kurang laihan akan melemahkan hubungan S-R. Penggunaan hokum latihan dalam proses belajar mengajar adalah prinsip ulangan, misalnya :
a. memberi ketrampilan kepada para siswa agar sering atau makin banyak menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
b. Diadakan latihan resitasi dari bahan-bahan yang dipelajari
c. Diadakan ulangan-ulangan yang teratur dan bahkan dengan ulangan yang ketat, akan memperkuat S-R.
3. Hukum Efek
Rumusan tingkat hkum efek adalah bahwa suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cnderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan dikurangi, sebaliknya suatu rindakan yang tidak akn menyenangkan cenderung untuk ditinggalkan dan tidak diulangi lagi. Jadi hokum efek menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi perbuatan serupa.
Implikasi hokum hokum efek dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Buatlah pengalaman, situasi kelas atau kampus sedemikian rupa sehingga menyenangkan bagi para siswa atau mahasiswa, guru maupun karyawan sekolah.
b. Buatlah bahan-bahan pengajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih dapt dierima tau dimengerti.
c. Tugas-tugas sekolah diatur dengan tahap-taap pencapaian hasilnya.
d. Tugas-tugas sekolah ditata dengan tahap-tahap kesukarannya sehingga para siswa dapat maju tanpa mengalami kegagalan.
e. Bahan-bahan pengajaran dan metode pengajaran diberikan dengan variasi agar pengalaman-pengalaman belajar mengajar menjadi menyenagkan, tidak menjemukan.
f. Bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman tentu akan dapat memberikan motivasi proses belajar mengajar.


d) Penerapan Dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran IPA guru memberikan permasalahan kepada siswa kemudian guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan. Tanggapan yang benar akan dikaji oleh guru dan semua siswa. Bagi siswa yang memberikan tanggapan tersebut akan mendapat reward dari guru.dengan hal tersebut, siswa diharapkan memperoleh stimulus yang diharapkan dapat memunculkan respon berupa keaktifan dalam kelas.

C. Teori Belajar Gestalt
Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari (insight).


Insight dipengaruhi oleh :
1. Kemampuan dasar yang dimiliki
2. Pengalaman yang relevan
3. Situasi yang dihadapi
a. Asumsi
Bahwa obyek peristiwa tertentu akan dipandang sebagai keseluruhan.
b. Ciri – ciri :
1. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) :
Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal – hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dalam proses kehidupannya.
2. Perilaku bertujuan (pusposive behavior) :
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
3. Prinsip ruang hidup (life space) :
Materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
4. Transfer dalam belajar :
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok disuatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

c. Penerapan dalam Pembelajaran
Dalam proses IPA siswa membaca materi terlebih dahulu atau guru menjelaskan materi tersebut pada siswa. Hal ini dilakukian agar siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan dijadikan percobaan. Setelah itu siswa melakukan percobaan dengan guru. Hasil dari percobaan dibandingkan dengan materi yang telah diajarkan

D. Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, disimpan dan dipanggil kembali dari otak.

Register Pengindraan
Sesaat setelah stimulus diterima oleh panca indra, otak segera memproses stimulus tersebut. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tidak persis sama dengan yang diterima oleh panca indra. Persepsi merupakan interpretsi seseorang terhadap stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masalah pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi dll.
Persepsi masuk dan berada dalam register pengindraan dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik). Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak informasi baru, maka informasi akan hilang/ lupa, tetapi jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.
Sifat Register Pengamatan
1. Kapasitas terbatas
2. Waktu sangat singkat (tidak lebih dari 2 detik)
Proses awal
1. Perlu perhatian
a. pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu
b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang sedang dilakukan
2. Perlu waktu sampai dalam kesadaran
Hal – hal yang menarik perhatian
1. Sesuatu yang lain dari yang lain
2. Sesuatu yang mendadak dating atau yang mendadak hilang
3. Sesuatu yang menyangkut diri dan subyek
Implikasi dalam pembelajaran
Agar informasi tidak hilang / lupa dilakukan pemrosesan dengan membayar / membangkitkan perhatian antara lain:
a. Untuk komunikasi lisan :
1. mengulang
2. mengeraskan suara
3. memperlemah suara
4. pernyataan : ” mohon diperhatikan !” Ini penting!,dll
b. Untuk komunikasi tulis :
1. pewarnaan
2. cetak tebal
3. cetak miring, dll
Memori Jangka Pendek
 Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka pendek
 Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas
 Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat berasal dari register penglihatan / dari memori jangka panjang dan sering terjadi secara bersamaan.
Penyimpanan dilakukan dengan rehearsal (mengucapkan secara berulang kali) jika dalam waktu 30 detik tidak ada pengulangan maka informasi akan hilang / dilupakan. Semakin lama informasi berada dalam memori jangka pendek semakin besarkesempatan untuk masuk kedalam memori jangka panjang.

Implikasi dalam pembelajaran
1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan) rehearsal dan tidak terdesak informasi berikutnya.
2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam jangka panjang.
3. Memberikan waktu / kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaan.
Memori jangka panjang
Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk menyimpan informasi dalam kurun waktu yang panjang dan kapasitas yang besar. Mempri yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang tidak pernah akan terlupakan kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan untuk menemukan kembali (recall)
Penerapan dalam Pembelajaran
Penerapan dalam pembelajaran IPA adalah guru menjelaskan materi dengan menggunakan media yang menarik. Kemudian guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dijelaskan. Bila ada yang belum dimengerti siswa, guru mengulang penjelasannya kembali.

E. Teori Konstruktivisme
Kontruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky, dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Piaget dan Vigotsky juga menekankan pada hakekat sosial dari proses belajar dan keduanya menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota-anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan kopnseptual.
a. Asumsi
Individu adalah sebagai pusat pengorganisasian dan penyesuaian pengalaman. Penyesuaian itu dilakukan dengan akomodasi dan asimilasi.
b. Ciri – ciri
 Menekankan adanya penemuan pada tiap diri individu
 Adanya keaktifan siswa dalam merevisi informasi lama dan diganti dengan yang baru., jika tidak sesuai.
 Menekankan adanya kelompok-kelompok belajar.
c. Penerapan dalam pembelajaran
Penerapan dalam pembelajaran IPA adalah siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian guru memberikansuatu permasalahan dan siswa mendiskusikusikannya dalam kelompok masing-masing. Guru memberi nilai yang baik bagi siswa yang aktif dalam kelompoknya.

Minggu, 08 November 2009

                                         RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/1
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

I. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

II. KOMPETENSI DASAR
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

III. INDIKATOR
• Membuat pola pada garis bilangan
• Menuliskan letak bilangan pada garis bilangan
• Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat membuat pola pada garis bilangan dengan benar setelah dijelaskan guru menggunakan contoh
• Siswa dapat menuliskan letak bilangan pada garis bilangan dengan benar setelah melakukan diskusi
• Siswa dapat menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan dengan benar setelah melakukan diskusi

V. MATERI PEMBELAJARAN
Letak bilangan pada garis bilangan

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal (15 menit)
Apersepsi:
Guru meminta siswa untuk menuliskan bilangan antara 40-50 di papan tulis, Kemudian guru memancing siswa agar muncul permasalahan yaitu “Bagaimana mengurutkan bilangna tersebut pada sebuah garis”
B. Kegiatan Inti (65 menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang letak bilangan pada garis bilangan pada siswa
2. Guru membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa.
3. Guru membagikan LKS tentang garis bilangan pada siswa
4. Siswa mendiskusikan LKS dengan kelompoknya masing-masimg
5. Guru menilai proses diskusi
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
7. Siswa dari kelompok lain member tanggapan
8. Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan dari hasil diskusi
9. Guru meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari materi
10. Siswa mengerjakan tes tulis
C. Kegiatan Akhir(15 menit)
1. Guru bersama siswa membahas hasil tes
2. Guru memberikan tugas rumah

VII. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
• Model pembelajaran : kooperatif, langsung
• Metode pembelajaran : ceramah, diskusi, pemberian tugas

VIII. SUMBER/ALAT BELAJAR
Sumber :Buku teks matematika kelas III SD semester 1 (BSE) 
Media : Gambar garis bilangan

IX. PENILAIAN
• Penilaian proses
• Penilaian produk
Bentuk tes : tes tulis
Jenis tes : Tes subjektif



                                                                                                                  Surabaya, 2009
Guru Kelas                                                                                              Kepala Sekolah


(                        )                                                                                       (                    )
NIP.                                                                                                          NIP.